You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Sindangjawa
Desa Sindangjawa

Kec. Dukupuntang, Kab. Cirebon, Provinsi Jawa Barat

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE 80 BERSATU BERDAULAT RAKYAT SEJAHTERA INDONESIA MAJU

SEJARAH SINGKAT

DENA SINAO MARANGIN PROSI 14 Agustus 2025 Dibaca 13 Kali

Berawal sekitar abad 16 masehi, seorang Resi yang bernama Pandunata mempunyai seorang putri bernama Nyi Mas Indang Larasakti, mendirikan sebuah pedukuhan disebelah utara kaki gunung Ciremai yang diberi nama Padukuhan Banjarmelati. Kata Banjar yang berarti pekarangan dan Melati berarti bunga putih yang harum baunya. Jadi Banjarmelati artinya sebuah pekarangan atau pemukiman yang bersih dan menyengkan. Padukuhan Banjarmelati berada dibawah kekuasaan kerajaan galuh (kawali) yang berafiliasi dengan Pakuan Pajajaran. Resi Pandunata kemudian menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada putrinya yang bernama Nyi Mas Indang Larasakti, pada masa kekuasaan Nyi Mas Indang Larasakti, padukuhan Banjarmelati kedatangan utusan dari Kesultanan Cirebon yang dipimpin oleh ki Sura yang membawa perintah untuk menyebarkan agama islam. Hal ini sudah diprediksi oleh Resi Pandunata dan menyarankan kepada Nyi Mas Indang Larasakti agar nantinya dapat menerima dengan baik atas kedatangan utusan dari Kesultanan Cirebon.Dengan kedatangan ki Sura dan pasukannya dipadukuhan Banjarmelati  membawa perubahan yang amat pesat, sehingga pedukuhan atau perkampungan Banjarmelati menjadi ramai dan menyenangkan dengan suasana yang terang benderang. Karena itulah nama Banjarmelati diganti menjadi Banjarpatom, yang berarti pekarangan atau pemukiman yang bercahaya.Pada tahun 1629 M, pasukan tentara Sultan Agung yang dipimpin oleh ki Padmanegara dan Suryalaga, yang mengalami kegagalan dalam melancaran serangannya terhadap VOC dalam perjalan pulangnya ke Mataram mereka singgah untuk beristirahat di Banjarpatoman, karena suasana perkampungan Banjarpatoman yang ramai dan menyenangkan sehingga mereka nyaman dan kerasan tinggal di Banjarpatoman dan sebagian besar dari mereka memutuskan untuk tetap tinggal di Banjarpatoman. Hal ini kemudian diketahui oleh Sultan Cirebon  dan menaruh perhatian besar terhadap pasukan dari jawa ini karena menganggap mereka adalah pejuang.Kehadiran tentara Sultan Agung di Banjarpatoman merupakan peristiwa bersejarah yang perlu dikenang. Karena itulah Sultan Cirebon  tempat ini diberi nama Sindangjawa. Kata Sindang yang berati singgah Jawa berasal dari orang jawa (Mataram). Jadi Sindangjawa berarti Singgahnya orang-orang Jawa. Sejak itulah nama Banjarpatoman dilupakan dan orang sering menyebut dengan nama Sindangjawa. Dalam upaya memajukan perekonomian dan pemerataan pembangunan,        pada tanggal  03  Maret  1984 desa Sindangjawa dimekarkan menjadi 2 (dua) desa yaitu desa induk bernama Sindangjawa dan desa pemekaran yang berada disebelah barat diberinama Sindangmekar.

APBDes 2025 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp 1.959.107.400,00 Rp 1.959.107.400,00
100%
Belanja
Rp 1.957.107.400,00 Rp 1.957.107.400,00
100%
Pembiayaan
Rp -2.000.000,00 Rp -2.000.000,00
100%

APBDes 2025 Pendapatan

Hasil Aset Desa
Rp 80.500.000,00 Rp 80.500.000,00
100%
Dana Desa
Rp 1.173.769.000,00 Rp 1.173.769.000,00
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp 90.270.600,00 Rp 90.270.600,00
100%
Alokasi Dana Desa
Rp 455.334.000,00 Rp 455.334.000,00
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp 130.000.000,00 Rp 130.000.000,00
100%
Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
Rp 29.233.800,00 Rp 29.233.800,00
100%

APBDes 2025 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp 924.501.470,00 Rp 924.501.470,00
100%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp 436.852.130,00 Rp 436.852.130,00
100%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa
Rp 157.000.000,00 Rp 157.000.000,00
100%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
Rp 294.753.800,00 Rp 294.753.800,00
100%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp 144.000.000,00 Rp 144.000.000,00
100%