
Sindangjawa, 14 Agustus 2025 – Tradisi lokal kembali hidup di tengah masyarakat. RW 04 Desa Sindangjawa, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, menggelar kegiatan Babarit atau syukuran desa sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan keselamatan warga. Kegiatan ini mendapat apresiasi langsung dari Kuwu Sindangjawa, Bapak H. Yayat Supriyatna, S.Pd.
Dalam sambutannya, Kuwu Sindangjawa menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas inisiatif masyarakat RW 04 dalam menjaga kearifan lokal. Ia menilai, kegiatan Babarit bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga media perekat sosial dan pelestarian budaya.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan Babarit ini. Tradisi seperti ini harus terus dilestarikan karena mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan," ujar Kuwu Sindangjawa di sela-sela acara, Sabtu, 14 Agustus 2025.
Kegiatan Babarit di RW 04 Desa Sindangjawa diawali dengan doa bersama, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama warga dan dialog antar Warga dan Pemdes. Acara ini berhasil mempererat hubungan antarwarga sekaligus menjadi sarana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya melestarikan budaya daerah.
Ketua RW 04 menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan hasil gotong royong seluruh warga dan diadakan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur serta harapan akan keberkahan di tahun mendatang.
"Kami ingin generasi muda tetap mengenal dan mencintai budaya leluhur. Babarit bukan hanya ritual, tapi juga simbol persatuan dan kebersamaan," katanya.
Pemerintah Desa Sindangjawa melalui Kuwu juga berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan serupa di tiap RW. Kuwu menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat dalam menjaga adat istiadat.
"Pemerintah Desa siap memfasilitasi dan mendukung kegiatan budaya seperti ini. Apalagi jika mampu menarik potensi wisata budaya yang bisa berdampak pada ekonomi warga," tambahnya.
Dengan apresiasi dan dukungan dari Kuwu Sindangjawa, kegiatan Babarit di RW 04 diharapkan dapat menjadi contoh positif bagi wilayah lain dalam menjaga budaya lokal. Tradisi yang sarat makna ini menjadi warisan berharga yang tidak hanya memperkuat identitas, tetapi juga mempererat solidaritas antarwarga.

